Sabtu, 04 Februari 2012

Kota Besar Misterius Wentira (Palu)

(gue akan formal membahas cerita ini, gue tau cerita ini waktu gue nonton Mr.Tukul jalan jalan, waktu gue search, ini lah berita yang gue dapet, waktu gue ceritain cerita ini ke temen temen sekelas, ga satupun yang tau. maklum mereka jarang nonton acara yang gaib gaib gitu, cuma gue kayanya yang antusias, padahal gue takut banget! so check this out guys)


Wentira, itulah namanya yang saat ini di kenal oleh warga di Sulawesi Tengah. Wentira bagi anda yang bukan warga SULTENG memang asing di dengar, di sini akan sayaceritakan untuk anda tentang kehidupan di alam wentira yang kalau di lihat dengan mata bisasa hanyalah sebuah tikungan tajam yang merupakan jembatan,tugu dan sebuah pondok peristrahatan di pinggir jalannya.Wentira terdapat di Kebun Kopi (lintas Trans-Sulawesi).

To wentira menurut orang Kaili (Suku asli di Sulteng) ada di sekitar kebun kopi ( Jl poros tawaeli – Toboli ) di jalan poros tersebut ada satu jembatan yang masih ada sampai sekarang. Konon katanya, masih buatan Belanda. Di sampingnya ada satu jembatan jembatan beton yang digunakan konon tahun 1980-an setiap kendaraan yg lewat wajib memberi kode lampu atau setidaknya klakson sebagai tanda permisi mau lewat.
Saya sudah beberapa kali melewati kawasan Kebun Kopi yang disebut-sebut dua teman terakhir ini. Kawasan ini dikenal cukup berat, menanjak dengan kemiringan tajam. Belum lagi sering terjadi longsor. Jembatan itu masih ada, dan bahkan sekarang ada sebuah tugu berwarna kuning bertuliskan NGAPA UWENTIRA. Ngapa dalam bahasa Kaili berarti Kampung,Negeri atau Kota. Uwentira berarti tidak kasat mata. Jadi NGAPA UWENTIA berarti Kota UWENTIRA.

Bagaimana ciri-ciri fisik warga Uwentira, apakah bedanya dengan manusia seperti kita? Nantikan kisah berikutnya.
Kisah Wentira : Kisah berikut agaknya sejalan dengan cerita yang saya dapatkan dari beberapa sumber di Palu maupun di luar Palu. Warga Wentira tidak punya garis pemisah diatas tengah bibir, seperti layaknya manusia normal.
Menurut keyakinan masyarakat setempat, yang disebut kawasan Wentira atau Uwentira adalah wilayah yang sekarang dikenal sebagai kawasan kebun kopi, di jalan Trans Sulawesi poros Sulawesi Selatan – Sulawesi Tengah. Di sekitar sana tidak ada pemukiman penduduk hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi berwarna keputih-putihan ditandai dengan sebuah jembatan yang konon hanya orang yang mampu melihat hal-hal gaib-lah yang bisa melihat kalau ternyata jembatan itu juga merupakan pintu gerbang untuk masuk ke Kerajaan mistis Wentira.

All Kisah !!
Cerita ini  di angkat dari kisah nyata Azizah seorang wanita tomboi dan ibunya tinggal di Biromaru KAB.SIGI yang sedang bepergian meninggalkan kota Palu untuk berangkat ke kota Poso.
 Peristiwa ini terjadi 4 tahun lalu.

Pada saat itu mereka berangkat dari kota Palu menuju kota Poso pada jam 10 malam. Di tengah perjalanan ibu Azizah ngantuk berat dan tak bisa lagi untuk menahan rasa ngantuknya. Ibu Azizah berkata pada Azizah "Ijah ane mamala mengelo tampa maturumo ruru kita, naroyo gagamo mataku hi eva domo mamala kutaha" yang artinya "Ijah kalau bisa kita cari tempat tidur saja dulu, mama sudah gantuk sekali ini sudah tidak bisa mama tahan". dan kebetulan pada saat itu Azizah sudah merasakan ngantuknya menjawab iye ma "iya ma". Berselang 10 menit berjalan mengedarai motor mereka melihat sebuah Rumah Makan dan Tempat peristrahatan yang mewah di Kota yang begitu besar dan di diami oleh ribuan bahkan jutaan penduduk. kemewahannya mengalahkan kemewahan Rumah Makan dan Tempat peristrahatan yang perna di kunjunginya di kota Palu dan besar kota itu seperti besar kota yang ada di luar negeri seperti Paris, tutur Azizah dan Ibunya. Mereka berduapun heran dan bertanya-tanya dalam hati kota apakah ini ? dengan memberanikan diri mereka menuju ke tempat peristrahatan itu kerana tidak tahan lagi ingin tidur. ketika mereka melangkahkan kaki menuju tempat peristrahatan tersebut Azizah di sapa oleh seorang aki-aki yang duduk di bawah pohon yang sangat besar (Pohon Nunu) dangan memakai pakaian yang sangat kotor. "Anda dari mana  dan mau kemana nak?" tanya aki. "saya dan ibu dari Palu mau pergi ke Poso jenguk keluarga yang sakit !! " jawab Azizah. spontan aki itu memberikan iya nasihat, Hai anak mudah janganlah kau banyak-banyak meluangkan waktumu di Kota ini karena kota ini akan memintamu untuk tinggal di sini selamanya. Azizahpun terkejut dan bertanya kepada aki tersebut, ki apa nama kota besar ini ? aki menjawab nama kota ini dalah Kota UWENTIRA. setelah mendengar nama itu bulu kuduk Azizahpun merinding dan iya mulai menengokkan kepalanya di sisi demi sisi kota wentira tersebut. Setelah iya ingin bertanya lagi kepada aki itu di palingkannya kepalanya dan terkejut melihat aki sudah tidak ada entah tau kemana. Iyapun berlari kepada ibunya yang hendak baring di sofa empuk dan menarik ibunya untuk segera pergi dari tempat itu karena setelah mendengar nasihat aki tersebut iya paham bahwa kota ini bukan kota di alam nyata melainkan kotanya mahluk gaib. Ibunya terkejud dan bertanya Nakuya Ijah ? (Kenapa Ijah ?), ibunya bertanya berulang ulang kali tapi Azizah tdk menjawab 1 pun pertanyaan dari ibunya dan terus menarik ibunya untuk pergi dari tempat itu. Sebelum mereka meninggalkan Kota besar itu Azizah memberikan tanda denga merobek sehelai bajunya dan mengikatnya di sebuah pohon kecil yang berada di depan pintu masuk kota tersebut.

Stelah 2 hari di poso, merakapun pulang ke Palu.  saat mereka pulang dari Poso menuju Palu, di sepanjang perjalanan Azizah menengok kekiri dan kekanan. Ibunya bertanya "nakuya ijah ? dako pangane iko aga ngali hau ngali tumai kaupuna kita aga mapola ranjalu !!" artinya "ada apa Ijah ? dari tadi kau hanya tengok sana tengok sini terakhir kita hanya jatuh di jurang nnti !!".
tidak ma ada yang mau saya lihat di sekitaran jalan yang kita lewati ini jawab Azizah. tak lama kemudian Azizah pun melihat kain baju yang di ikatkannya di pohon kecil di pintu masuk kota besar tersebut 2 malam yang lalu. dan iya terkejut ternyata keindahan kota yang mereka lihat 2 malam yang lalu hanyalah sebuah jembatan dan sebuah pondok peristrahatan yang kecil beserta hutan dan jurang yang berada di sekelilingnya. Iyapun hanya diam dan tidak brcerita apapun sepanjang perjalanan pulang kepalu. Hingga kini Azizah tidak bisa melupakan kejadian yang di alaminya 4 tahu  yang lalu.

Sampai sekarang keanehan wentira tersebut masi di saksikan oleh bebrapa orang yang belum tahu cerita tentang WENTIRA dan masi banyak kesaksian tentang besarnya Kota WENTIRA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar